Jakarta - Politikus PDI Perjuangan (PDIP) Budiman Sudjatmiko mengaku tidak kenal dengan Harun Masiku, tersangka kasus dugaan suap terhadap Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Wahyu Setiawan.
Harun Masiku merupakan caleg PDIP dari dapil I Sumatera Selatan pada Pemilu 2019 lalu, yang kini menjadi buronan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Harus dikejar dan siapa saja tidak boleh menghambat pencarian Harun Masiku. Saya kira ini pertaruhan juga bagi PDIP
Baca juga: Budiman Sudjatmiko: Hasto Tidak Boleh Melarikan Diri
"Saya sendiri satu partai enggak kenal (Harun Masiku). PDIP anggotanya jutaan, saya enggak kenal," kata Budiman saat ditemui Tagar di Menara Batavia, Jakarta, Jumat, 7 Februari 2020.
Budiman menekankan kepada seluruh pihak, termasuk elite partainya agar bersikap kooperatif dengan tidak menghambat pengejaran terhadap Harun Masiku.
Sebab, kata dia, jika hal itu dilakukan maka yang menjadi pertaruhan adalah nama besar partai yang dipimpin Megawati Soekarnoputri itu.
"Harus dikejar dan siapa saja tidak boleh menghambat pencarian Harun Masiku. Saya kira ini pertaruhan juga bagi PDIP," ujar aktivis reformasi 1998 itu.
Namun, Budiman enggan berkomentar banyak terkait dukungannya terhadap KPK atau partainya dalam kasus suap anggota DPR melalui mekanisme PAW.
Budiman membanggakan diri bahwa komisi antirasuah lahir berkat jasa Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri ketika menjadi presiden pada 1999-2004.
"Ini bukan soal PDI lawan KPK, seolah bermusuhan, enggak ada. Yang melahirkan KPK zaman Bu Mega," ujar dia.
Baca juga: Wahyu Setiawan Dicecar Soal Hasto dan Harun Masiku
Diberitakan sebelumnya, KPK menetapkan Wahyu Setiawan bersama tiga orang lain sebagai tersangka.
Ketiga orang itu ialah caleg PDIP Harun Masiku, eks anggota Bawaslu Agustiani Tio Fridelina dan Saeful dari pihak swasta dalam hal ini adalah staf Hasto Kristiyanto.
Penetapan tersangka itu merupakan hasil dari operasi tangkap tangan (OTT) yang dilakukan lembaga antirasuah. Hanya saja, tim penindakan KPK hingga kini tidak berhasil menangkap Harun.
Harun Masiku diduga menyuap Wahyu Setiawan untuk memuluskan langkahnya menjadi anggota legislatif 2019-2024 melalui mekanisme PAW menggusur kader lain dari PDIP, yaitu Riezky Aprilia yang ditetapkan KPU berhak menggantikan Nazarudin Kiemas, yang meninggal dunia tiga pekan sebelum Pemilu berlangsung. []
Berita terkait
No comments:
Post a Comment