Medan - Personel Polda Sumatera Utara dan Polres Labuhanbatu masih terus fokus membantu korban banjir bandang yang menimpa tiga desa di Kecamata Na IX-X, Kabupaten Labuhanbatu Utara (Labura) yang terjadi, Sabtu 28 Desember 2019.
Mereka bekerja sama dengan satuan TNI dan pemerintah setempat, mendata jumlah korban yang tertimpa banjir, rumah dan harta benda yang hilang akibat diterjang air.
Wakil Kepala Kepolisian Daerah Sumatera Utara, Brigjen Pol Mardiaz Kusin Dwihananto, kepada Tagar melalui telepon selular, mengatakan pihaknya melakukan itu agar masyarakat bisa merasakan hadirnya kepolisian maupun TNI di sana.
"Anggota kita masih fokus melakukan pencarian korban. Selain itu, kita juga menyediakan atau membantu akomodasi masyarakat yang tertimpa bencana banjir bandang di tiga desa di Kabupaten Labura," kata Mardiaz, Kamis 2 Januari 2020.
Menurut jenderal bintang satu yang pernah menjabat sebagai Kapolres Mandailing Natal (Madina) dan Nias, itu bekerja membantu warga yang tertimpa musibah lebih utama dilakukan. Setelah itu, barulah dicari penyebab banjir bandang di Desa Pematang, Desa Hatapang dan Desa Batu Tunggal.
"Setelah semua korban tertanggulangi, baru akan dicek apa penyebab banjir, yang jelas hujan yang cukup deras sebagai penyebabnya," kata Mardiaz.
Direktur Reserse Kriminal Khusus (Dirreskrimus) Polda Sumatera Utara, Kombes Pol Rony Samtana dikonfirmasi terpisah menegaskan, telah menurunkan tim untuk menyelidiki dugaan prektik illegal logging di Kabupaten Labura.
"Iya, atas adanya informasi dugaan praktik penebangan pohon tanpa izin di sana (Kabupaten Labura), kita telah turunkan tim untuk melakukan penyelidikan," tandasnya.
Sebagaimana diketahui, banjir bandang merusak tiga belas rumah di tiga desa. Di Desa Pematang ada lima rumah dan dua jembatan rusak akibat terjangan air Sungai Kapia dan Sungai Mardua.
Di Desa Hatapang, lima rumah rusak akibat luapan Sungai Hatapang. Terakhir, di Desa Batu Tunggal, tiga rumah hancur akibat luapan Sungai Aekburu.[]
Berita terkait
No comments:
Post a Comment