Jakarta - Li Wenliang, dokter yang pertama kali mengungkapkan peringatan wabah virus corona baru yang mematikan telah meninggal. Dokter Li tertular virus saat bekerja di Rumah Sakit Pusat Wuhan. Ia sempat dirawat namun nyawanya tidak tertolong, kata pernyataan rumah sakit yang merawatnya, seperti diberitakan dari BBC News, Jumat, 7 Februari 2020.
Seperti diketahui, Dr. Li Wenliang telah mengirimkan peringatan kepada sesama petugas medis tempat ia bekerja mengenai ditemukannya virus corona baru pada tanggal 30 Desember. Namun polisi malah menuduhnya menyiarkan berita bohong dan meminta Li untuk berhenti menyebar hoak. Ada laporan yang kontradiktif tentang kematian Li. Surat kabar People Daily menulis, Li meninggal pada pukul 02:58 waktu setempat pada Jumat (18:58 GMT).
Li merupakan seorang dokter spesialis mata. Ia memposting kisahnya di platform media sosial lokal, Weibo dari tempat tidur rumah sakit sebulan setelah mengirimkan peringatan dini wabah virus corona. Selama 34 tahun Li melakukan penelitian tujuh kasus virus yang serupa dengan Sars (sindrom pernafasan akut parah) yang menyebabkan epidemi global pada tahun 2003.
Li adalah satu dari delapan orang yang menurut polisi sedang diselidiki karena menyebarkan desas desus. Namun kemudian polisi meminta maaf kepada Li karena ternyata peringatannya itu benar. Dalam pos di Weibo, Li menjelaskan bagaimana pada 10 Januari ia mulai batuk. Hari berikutnya demam dan dua hari kemudian dirawat di rumah sakit. Li didiagnosis terinfeksi virus corona pada 30 Januari.
Pada tanggal 30 Desember itu, Li mengirimkan pesan kepada sesama dokter di sebuah grup medsos yang memperingatkan mereka untuk memakai pakaian pelindung untuk menghindari infeksi. Empat hari kemudian ia dipanggil ke Biro Keamanan Umum dan diminta menandatangani surat. Dalam surat itu, Li dituduh menyebarkan hoaks yang sangat mengganggu tatanan sosial.
Gelombang kemarahan membanjiri Weibo ketika berita kematian dr. Li Wenliang tersebar pada Kamis. Dua tagar yang menjadi trending di situ web itu adalah "Wuhan government owes Dr. Li Wenliang and apology" ("Pemerintah Wuhan berutang kepada Dr. Li Wenliang dan harus minta maaf") dan "We want freedom of speech" ("Kami menghendaki kebebasan berbicara"). Kedua tagar tersebut dengan cepat disensor pemerintah China. Ketika BBC mencoba mencari di Weibo pada Juma pagi, ratusan ribu komentar itu sudah dihapus.
Banyak sekarang yang tertarik untuk memposting di bawah tagar "Can you manage, do you understand?" (Bisakah Anda mengelola, apakah Anda mengerti?"). Hanya sedikit komentar kritis, banyak diantaranya tidak secara langsung menyebutkan namanya. Namun itu merupakan indikasi kemarahan warga dan ketidakpercayaan terhadap pemerintah.
"Jangan lupa bagaimana perasaanmu sekarang. Jangan lupakan amarah ini. Kitga jangan sampai ini terjadi lagi," kata salah satu komentar di Weibo.
"Kebenaran akan selalu diperlakukan sebagai rumor. Berapa lama Anda berbohong? Apakah Anda masih berbohong? Apalagi yang harus Anda sembunyikan," komentar yang lain.
Seperti diketahui, virus corona telah menyebabkan 636 orang meninggal dan 31.161 terinfeksi di China, berdasarkan data terbaru dari Komisi Kesehatan Nasional China. Jumlah korban tewas itu termasuk tambahan 73 orang yang datanya baru masuk Kamis. Kebanyakan orang yang terinfeksi cenderung sembuh total sama seperti saat terkena flu. Namun virus ini juga bisa menyebabkan infeksi saluran pernafasan akut parah dengan gejala biasanya dimulai demam yang diikuti batuk kering. []
Baca Juga:
Berita terkait
No comments:
Post a Comment