Ilustrasi anak malas sekolah (Deposit Photos)
TABLOIDBINTANG.COM - Transisi dari masa liburan ke masa sekolah yang santai dan bebas menuju hari-hari sekolah dengan segudang kegiatan, atau kenaikan tingkat dari TK ke SD dengan jam belajar yang lebih panjang, seringkali menjadi masa-masa yang berat bagi anak dan orang tua.
Tidak jarang, anak tiba-tiba mogok ke sekolah di minggu-minggu awal sekolah. Anak bisa saja mendadak mengaku sakit perut, sakit kepala, atau menjadi rewel dan menangis ketika Anda dikejar waktu untuk mempersiapkan mereka ke sekolah. Jika anak sudah mulai mogok sekolah, para ibu pun tak pelak ikut menjadi galau dan stres. Apa yang harus dilakukan orang tua jika anak mendadak mogok sekolah?
1. Bantu Anak Mengidentifikasi Masalah
Ada banyak faktor yang bisa menyebabkan anak mogok sekolah. Dengan hanya memaksa anak untuk tetap sekolah tanpa mau tahu apa masalah yang dihadapi anak di sekolah justru akan semakin membuat penolakan semakin kuat.
Cobalah mencari tahu masalah apa yang membuat anak Anda enggan melangkah ke sekolah. Jika masalahnya hanya sebatas malas bangun pagi, Anda bisa memberikan solusi untuk tidur malam lebih cepat.
Namun siapa tahu anak Anda menjumpai masalah lain yang lebih besar, misalnya mereka menjadi korban perundungan, kelelahan yang teramat sangat, atau mengalami gangguan kecemasan di kelas? Setelah mengidentifikasi masalah, Anda bisa mulai mencari solusinya perlahan sehingga anak bisa kembali merasa nyaman berada di sekolah.
2. Berkomunikasi dan Berkolaborasi Dengan Pihak Sekolah
Jika anak tidak mampu mengungkapkan permasalahan yang mereka alami, maka Anda harus berkomunikasi dan berkolaborasi dengan sekolah. Bangun komunikasi dengan pihak sekolah, mulai penjaga sekolah, guru, wali kelas, hingga guru konseling di sekolah.
Utarakan problem mogok sekolah yang dialami anak dan minta mereka mencari informasi mengenai masalah dan hambatan yang dialami anak di sekolah. Bekerja sama lah dengan pihak sekolah untuk membuat anak merasa nyaman berada di sekolah. Selain itu Anda juga harus meyakinkan anak bahwa orang-orang di sekolah akan senantiasa menjaganya dari hal-hal yang mengganggu.
3. Buat Aturan Tegas Soal Sekolah
Meski Anda harus menunjukkan empati terhadap problematika sekolah yang dihadapi anak, Anda juga tetap harus menjunjung aturan tegas mengenai kewajiban anak untuk bersekolah. Berikan pemahaman pada anak bahwa mereka harus bersekolah kecuali jika menunjukkan gejala sakit, misalnya demam di atas 38 derajat celcius, muntah, diare, atau gejala penyakit lain yang tidak memungkinkan mereka bersekolah.
Jika penyebab anak mogok sekolah disebabkan oleh gangguan kondisi psikologis seperti kecemasan dan stres, bawalah anak untuk berkonsultasi dengan psikolog untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Ingatlah bahwa rasa cemas dan stress juga merupakan gangguan normal yang dihadapi banyak orang ketika memasuki lingkungan baru. Gejala-gejala tersebut akan hilang seiring dengan berjalannya waktu dan adaptasi yang semakin baik dengan lingkungan sekolah.
4. Buatlah Kegiatan di Rumah Menjadi Membosankan
Jika anak berpikir berada di rumah lebih menyenangkan daripada di sekolah, Anda harus menciptakan situasi yang sebaliknya. Ketika Anda tidak bisa membendung keinginan anak untuk membolos sekolah, maka Anda harus menerapkan aturan yang tegas mengenai kegiatan yang boleh dilakukan di rumah.
Setidaknya Anda harus membuat suasana rumah seperti di sekolah dengan melarang penggunaan gawai, mematikan televisi, mematikan jaringan internet nirkabel jika ada, dan melarang melakukan kegiatan bermain di jam belajar. Dengan segudang larangan tersebut di rumah, anak pasti akan berpikir dua kali lipat untuk terus-terusan mogok sekolah karena setidaknya di sekolah mereka bisa bertemu dan bercanda dengan teman-temannya, bukan?
(riz / ray)
Rekomendasi
No comments:
Post a Comment