Pages

Tuesday, January 21, 2020

Alasan Ekonomi, Banyak Anak di Abdya Putus Sekolah - Tagar News

Aceh Barat Daya – Angka anak putus sekolah di Kabupaten Aceh Barat Daya, Aceh jenjang Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) tidak berubah-ubah sejak dua tahun terakhir.

Dinas Pendidikan (Disdik) setempat mencatat, pada tahun 2018 dan 2019 dari sembilan kecamatan di kabupaten itu, anak yang putus sekolah jenjang SD berjumlah enam orang, tiga laki-laki dan tiga perempuan.

Rinciannya, satu orang di Kecamatan Blangpidie, satu orang di Kecamatan Jeumpa, satu orang di Kecamatan Setia, dua orang di Kecamatan Susoh dan satu orang di Kecamatan Tangan-Tangan.

Tahun 2018 dan 2019 angka siswa putus sekolah di jenjang SMP juga enam orang, ke enam siswa ini semuanya di Kecamatan Babahrot, dengan rincian lima laki-laki dan satu perempuan.

Banyak laporan begitu (ekonomi), tapi menurut saya ini semua tidak sepenuhnya benar, sekolah sekarang gratis.

Kepala Dinas Pendidikan AbdyaKepala Dinas Pendidikan Abdya, Jauhari, saat menjelaskan terkait persoalan anak putus sekolah di kabupaten itu. (Foto: Tagar/Syamsurizal)

Kepala Dinas Pendidikan Abdya, Jauhari, kepada Tagar mengatakan ada beberapa faktor yang menjadi alasan masyarakat terkait anak putus sekolah. Namun, kebanyakan masyarakat beralasan karena ekonomi. Alasan ini sebenarnya tidak sepenuhnya benar, sebab, pemerintah setiap tahun mengucurkan anggaran yang cukup besar untuk biaya pendidikan.

“Banyak laporan begitu (ekonomi), tapi menurut saya ini semua tidak sepenuhnya benar, sekolah sekarang gratis,” kata Jauhari, ditemui Tagar di kantornya, Senin 20 Januari 2020.

Menurutnya, tingkat kepedulian orang tua terhadap pendidikan anak juga mesti ditingkatkan. Kebanyakan orang tua, setelah anak keluar dari rumah tidak lagi mengontrol mereka. Banyak kasus anak berkeliaran saat jam belajar. Sementara ketika guru memanggil orang tua karena anaknya sering absen, disitu baru sadar.

"Kontrol orang tua juga harus ditingkatkan. Jangan hanya berharap pada sekolah, belum tentu anak dari rumah ke sekolah. Jadi hal ini juga penyebabnya," ujar Jauhari.

Dia menghimbau para orang tua untuk sama-sama peduli terhadap generasi penerus nanti. Pendidikan penting untuk anak menatap masa depan nanti. Jikapun tidak menjadi orang besar, setidaknya mereka (anak) memiliki ilmu menghitung dan membaca.

“Jika tidak sanggup sampai kuliah, minimal tamat Sekolah Menengah Atas (SMA). Mana tau nanti ada peluang pekerjaan yang memerlukan ijazah SMA. Zaman sekarang peluang pekerjaan paling kecil diminta ijazah SMA bukan SD dan SMP,” sebutnya.

Menurutnya, tidak ada kata terlambat. Bagi anak yang sudah putus sekolah dan masih berusia sekolah bisa mengikuti program-program yang sudah ditentukan pemerintah, yakni bisa dengan mengikuti paket C dan beberapa program lainnya. ”Intinya masih ada peluang, jadi manfaatkanlah,” katanya. []

Baca juga:

Berita terkait

Let's block ads! (Why?)

https://www.tagar.id/alasan-ekonomi-banyak-anak-di-abdya-putus-sekolah

No comments:

Post a Comment