Makassar - Aktivitas 102 mahasiswa Indonesia yang tengah menempuh pendidikan di Wuhan, China dibatasi akibat virus corona yang masih melanda wilayah tersebut. Hal itu diungkap oleh salah satu mahasiswa asal Sulawesi Selatan yang berada di Wuhan.
"Dari lockdown ditetapkan kami semua bisa berkegiatan di luar, namun hanya di wilayah kampus, jadi tidak ada larangan keluar dari rumah, tapi lebih kami bersikap waspada sehingga menghindari aktivitas diluar rumah," kata Patmawati kepada Tagar, Rabu, 29 Januari 2020.
Kami diimbau untuk mengurangi kegiatan di luar.
Mahasiswa Program Doktoral Jurusan Psikologi di Central China Normal Universitas Wuhan China itu menyebutkan pandangan banyak orang soal Wuhan diisolasi itu sangat berlebihan. Pasalnya, warga hanya diminta membatasi aktivitas di luar, tanpa larangan keluar rumah.
"Kalau saya pribadi, saya memilih untuk tidak menggunakan kata isolasi. Karena kita disini masih bisa keluar rumah, intinya itu masih pilihan masing masing apakah mau keluar rumah atau tidak. Tapi memang kami diimbau untuk mengurangi kegiatan di luar," ucap Eva, sapaan akrabnya itu.
Dosen di Universitas Bosowa Makassar itu berharap dirinya bisa kembali ke Tanah Air dan mahasiswa internasional yang lain juga bisa pulang ke negaranya masing-masing.
"Kami juga paham betul proses nya itu A-Z, sampai saat ini pemerintah kita sudah melakukan segala daya kemungkinan. Sudah ada support dari KBRI," ujar Eva.
Secara terpisah, Kapala Rumah Sakit Jala Amari, Letkol Laut (K) Budi Santosa mengatakan cara mengantisipasi diri dari serangan virus corona harus dengan menjaga kondisi tubuh.
"Kondisi daya tahan tubuh harus selalu diperhatikan, sering mencuci tangan menggunakan sabun, menjaga pola makan dan menjaga kebugaran tubuh," kata Budi. []
Baca juga:
Berita terkait
No comments:
Post a Comment