Pages

Tuesday, December 10, 2019

Tagar #BuwasBuangBeras Disebut Warganet Pesanan, Jadi Trending Twitter Indonesia - Malang Times NEWS

MALANGTIMES - Jangan anggap sepele sebuah tagar yang diusung warganet di media sosial (medsos). Pasalnya, melalui tagar berbagai kebijakan bisa berpindah haluan atau setidaknya bisa membuat seseorang atau kebijakan bisa jadi bulan-bulanan hujatan di medsos.

Perang tagar pun menjadi peristiwa biasa antar warganet dalam menyikapi berbagai isu yang diusung. Seperti tagar #BuwasBuangBeras yang kini jadi salah satu trending topik Twitter dengan jumlah cuitan 3.778 sampai berita ini ditulis, Selasa (10/12/2019).

Tagar itu diusung dengan peristiwa adanya beras Bulog di bawah kepemimpinan Budi Waseso (Buwas) yang mengalami turun mutu. Tak tanggung-tanggung ada sebanyak 20 ribu ton  cadangan beras pemerintah (CBP) senilai Rp 160 miliar, mutunya turun karena terlalu lama disimpan di gudang. Serta terancam dibuang (disposal).

Maka, peristiwa inilah yang diangkat lewat tagar #BuwasBuangBeras yang kini ramai diperbincangkan di medsos. Tapi, di tagar itu warganet mempertanyakan sekaligus menyatakan bahwa, trending topik itu merupakan sebuah pesanan pihak tertentu. Dengan tujuan menjatuhkan Buwas sebagai Direktur Utama Bulog.

TehTJEMPLUNG mengungkapkan lahirnya tagar #BuwasBuangBeras yang merupakan alat cuci tangan Enggartiasto Lukito eks Menteri Perdagangan era pertama presiden Joko Widodo. 

"Sudah Masuk Trend. Tagar #Buwasbuangberas Adalah Cuci Tangan Enggar untuk Menyudutkan Budi Waseso. Buwas Menolak Import Beras Karna Stock Masih Melimpah Ruah. Tapi Tetap Aja Mendag Enggar Ketika Itu Import Gila Gilaan Beras. Akibatnya Stock jadi Busuk. Saya #DukungBuwas," cuitnya, Selasa (10/12/2019) sambil mengusung tagar perlawanan.

Persoalan debat antara Buwas dan Enggar saat itu terkait impor beras memang ramai dan menjadi santapan media. Intinya, saat itu Buwas  menolak adanya impor beras, dikarenakan produksi beras dalam negeri dinilai cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, sehingga impor tak perlu dilakukan.

Tapi, Enggar menegaskan, impor beras perlu dilakukan untuk mengamankan cadangan beras pemerintah di gudang Bulog. Alasannya, serapan Bulog tidak banyak dan di bawah 1 juta ton saja.
Hal ini yang membuat warganet mengatakan tagar #BuwasBuangBeras merupakan pesanan dan merupakan alat cuci tangan dengan kondisi terkini Bulog yang mengalami kesulitan menyalurkan beras kepada masyarakat. Serta menyebabkan terjadinya penurunan mutu beras di gudang Bulog.

Tak ingin kalah, warganet pengusung tagar juga memberikan argumentasinya terkait itu. Melalui akun @ZoneTasBersuara, tagar #BuwasBuangBeras memang merupakan peristiwa yang terjadi karena salah kelola Bulog yang dipimpin Buwas. Melalui rangkaian cuitannya @ZoneTasBersuara mengungkap kronologis peristiwa itu sebagai berikut :
"Terkait dengan soal tersebut perlu ane kasih tau nih ;
1. Impor beras saat  itu diputuskan dalam rakor menko perekonomian dan *buwas hadir serta turut mengamini keputusan tersebut*.
2. Yang melakukan import beras, dari mulai lelang, adalah Bulog. Bukan kemendag.
3. Distribusi beras itu di kelola oleh bulog sendiri. Kelalaian buwas tidak melakukan operasi pasar dari beras yg di impor, menyebabkan  20 ribu ton beras busuk, itu kejahatan terhadap rakyat, buwas rugikan negara 160 M." tulisnya serta menegaskan, "Namun pada saat buwas sdh memimpin bulog, dia ajukan perpanjangan masa importasi.," lanjutnya.

Lepas dari adu "kebenaran" dan siapa yang wajib bertanggungjawab, akun lainnya lebih menyoroti hal lain dibanding dua tagar yang saling bertabrakan terkait Buwas. Seperti yang disampaikan @las3acc sebagai berikut, "Mau tagar #BuwasBuangBeras atau #DukungBuwas kami rakyat jelata masih berjuang cari beras setiap harinya. Intinya 20.000 ton beras bisa buat makan satu provinsi. #JeritanRakyatJelata," cuitnya.

Let's block ads! (Why?)

https://www.malangtimes.com/baca/47005/20191210/153000/tagar-buwasbuangberas-disebut-warganet-pesanan-jadi-trending-twitter-indonesia

No comments:

Post a Comment