Pages

Thursday, October 3, 2019

5 Kiat Bijak Mengelola Dana Pesangon

TABLOIDBINTANG.COM - PHK atau pemutusan hubungan kerja bisa menimpa setiap karyawan, kapan saja, dan apa pun jabatannya. Karena bagaimana pun dia adalah karyawan dan statusnya hanya bekerja untuk sebuah perusahaan.

Apakah tidak lama lagi atau baru saja Anda terkena PHK dari perusahaan yang selama ini menjadi tempat mencari nafkah?

Bagaimana caranya menyiapkan mental dari yang tadinya bekerja, mendapatkan pemasukan, kemudian tiba-tiba kehilangan pekerjaan dan penghasilan tetap? Jangan panik, tapi juga jangan terlalu senang karena menerima uang pesangon dalam jumlah yang besar. 

Hal pertama yang harus dibenahi oleh korban PHK adalah pola pikir dan kesiapan mental. Setelah keduanya dibenahi, pengelolaan dana pesangon akan berjalan baik.

Kecenderungan orang yang tidak kuat mental dan tidak berpikir jangka panjang salah satunya adalah membelanjakan dana pesangon secara konsumtif. Padahal, sikap konsumtif jelas akan menggerus dana sebesar apa pun.

Dana pesangon harus diolah sebagai bekal mempersiapkan diri beralih ke pekerjaan lain atau mendirikan usaha baru. Pertanyaannya sekarang adalah, bagaimana mendayagunakan dana pesangon semaksimal mungkin?

Pesangon adalah uang terakhir yang diberikan oleh perusahaan kepada Anda. Dalam memanfaatkannya, banyak hal yang perlu diperhatikan. Tidak sedikit korban PHK yang salah mengelola uang pesangon, akhirnya habis begitu saja. Sementara pemasukan atau sumber dana baru belum didapat.

Sebagai ilustrasi, A mengalami PHK dan mendapatkan pesangon sebesar Rp 200 juta. Pengeluaran hidup per bulannya Rp 10 juta. Dengan demikian dia hanya memiliki dana untuk bertahan hidup 20 bulan, atau kurang dari 2 tahun. Perhitungan ini bisa meleset jika Anda tidak disiplin.

Menurut praktisi keuangan Riyansyah Ramdhan, untuk setahun ke depan setelah PHK, jika hanya mengandalkan dana pesangon untuk biaya hidup, pasti akan minus.  “Karena semua uang ada di tangan kita. Apa saja bisa dilakukan tanpa batasan. Nah, batasan ini yang sangat diperlukan. Kuncinya adalah disiplin,” ungkapnya.

Berikut beberapa kiat dari Riyan bagaimana cara menggunakan dana pesangon secara bijak sebelum Anda mendapat sumber pemasukan dana baru yang sifatnya rutin dan tetap.

1. Turunkan Gaya Hidup

Setelah PHK terjadi dan uang pesangon dipegang, hal terpenting yang harus dilakukan adalah menurunkan “gaya hidup” dan segera mencari sumber pemasukan baru. “Berapa pun dana pesangon yang diterima akan cepat habis jika tidak dikelola dengan sangat hati-hati, apalagi 'hanya' Rp 200 juta. Mungkin lain halnya jika dana pesangon yang diterima Rp 5 miliar atau lebih, itu pun jika ceroboh mengelolanya tetap akan berbahaya”, ujar Riyan.

2. Sisihkan Dana Cadangan

Dana ini bertujuan memenuhi kebutuhan hidup Anda selama mencari pekerjaan atau penghasilan pengganti yang sifatnya tetap dan rutin setelah PHK terjadi.

Besarnya dana cadangan yang bisa diambil dari uang pesangon misalnya 6-12 kali pengeluaran per bulan. Contoh, jika uang pesangon yang Anda terima sebesar Rp 200 juta, dan pos pengeluaran Anda per bulan mencapai 10 juta rupiah, maka porsi dana cadangan yang harus Anda sisihkan dari uang pesangon tadi antara Rp 60 juta - Rp 120 juta. 

3. Segera Lunasi Utang Jangka Pendek

Sebisa mungkin, dana pesangon dialokasikan membayar utang, terutama utang jangka pendek, seperti kartu kredit dan utang-utang lain. Jangan bayar lebih untuk utang jangka panjang, tetap pada porsi dan rutinitasnya. Untuk utang jangka panjang seperti cicilan rumah atau mobil--jika punya--tetap masuk ke pos pengeluaran rutin setiap bulan.

4. Investasikan Sisa Dana

Setelah dikurangi dana cadangan dan pelunasan utang jangka pendek, seluruh uang pesangon bisa Anda investasikan. Dana pensiun dini sebaiknya ditempatkan pada instrumen investasi yang tidak memberikan imbal hasil yang tinggi, tapi memberikan keamanan dana, atau kecil risikonya, seperti obligasi, deposito, logam mulia, dan reksadana pasar uang. 

5. Bekerja Lagi atau Berwira Usaha?

Apabila setelah PHK seseorang memilih untuk bekerja kembali di suatu perusahaan, hendaknya melakukan introspeksi kemampuan apa yang harus diasah dan ditambal. Sementara itu, apabila ingin membuka usaha sebaiknya jangan latah, akan lebih baik memilih usaha yang sesuai dengan bidang pekerjaan yang pernah dikerjakan sebelumnya.

Jika setelah PHK langsung mendapat pekerjaan, dana pesangon bisa langsung dialokasikan untuk keperluan lain. Meski begitu, tetap harus hati-hati sampai pekerjaan baru dipastikan 'settle' dan 'enjoyable'.

Seandainya setelah PHK tidak akan bekerja lagi atau menjadi karyawan dan memutuskan untuk berwirausaha, harus lebih hati-hati lagi. 

“Jangan mengalokasikan sebagian besar--apalagi seluruh dana pesangon--untuk modal usaha. Karena jika ternyata usaha tersebut gagal, akan habis semua dana yang dimiliki. Mulai lah usaha dari bawah dengan modal minim, semua bisnis besar berawal dari yang kecil,” tandas Riyan.

Sebaiknya juga dipikirkan jauh-jauh hari akan beralih ke bidang usaha apa, misalnya mantan karyawan perusahaan IT lebih baik membuka usaha game online ketimbang membuka apotek. Dunia teknologi yang telah membesarkannya tentu saja sejalan dengan usaha game online yang berbasis tekonologi dibandingkan dengan menjalankan apotek yang tidak dikenal sebelumnya.

Apabila terbentur kurangnya modal, cara jitu yang bisa dilakukan adalah merapatkan barisan bersama teman-teman yang bernasib sama. Di samping mendapatkan modal usaha yang besar, perasaan senasib sepenanggungan akibat PHK dapat menjadi strategi menguatkan kekompakan.

Artikel ini hanya salah satu dari kiat bagaimana mengelola uang pesangon. Masih banyak hal dan cara lain yang bisa dilakukan agar uang hasil kerja kita bertahun-tahun tidak menguap begitu saja. Tetap semangat!

(gur)

Rekomendasi

Let's block ads! (Why?)

https://aura.tabloidbintang.com/articles/psikologi/137643-5-kiat-bijak-mengelola-dana-pesangon

No comments:

Post a Comment