Bagi para orang tua untuk memikirkan kembali apakah membuatkan akun media sosial untuk anak itu penting atau tidak. (Dok. Depositphotos)
TABLOIDBINTANG.COM - Psikolog anak, remaja, dan keluarga, Roslina Verauli atau Vera mengajak para orang tua untuk kembali merefleksikan tujuan menempatkan anak di ranah sosial lewat media sosial.
Jika tujuannya untuk mengabadikan momen anak, Vera mengingatkan jejak media sosial bisa bertahan lama. Orang tua juga sulit mengontrol siapa yang menyimpan atau mengunggah kembali foto anak.
Sebagian orang tua menyiasati hal ini dengan mengunci akun media sosial anak salah satunya dengan fitur private di Instagram. Namun Vera kembali mengingatkan bahwa tidak ada yang bisa menjamin apakah dari pengikut yang dipilih orang tua ini, tidak ada yang punya kecenderungan negatif terhadap anak.
"Saran saya, orang tua mengikuti aturan main yang ada, seperti mengikuti minimal batasan usia yang ditetapkan untuk membuat akun media sosial tertentu. Dengan cara ini, orang tua membantu anak melindungi dirinya ketika mereka belum mampu melindungi diri mereka sendiri," sambung dia.
Bagi para orang tua yang tidak membuatkan akun media sosial untuk anak namun kerap mengunggah foto atau aktivitas anak di akun media sosial pribadi, Vera mengimbau agar tidak mengunggah segala hal yang bersifat pribadi tentang anak. Mulai dari identitas anak sampai pada kebiasaan anak seperti makanan kesukaan atau hobi, agar tak disalahgunakan.
Khusus untuk para orang tua yang membuatkan akun media sosial anak untuk kepentingan bisnis, Vera berharap orang tua tidak melanggar hak-hak anak sesuai Konvensi Hak-Hak Anak PBB. Beberapa di antaranya adalah orang tua diharapkan selalu memutuskan yang terbaik bagi anak, hak atas privasi, anak berhak dilindungi dari rasa sakit secara fisik maupun mental, hingga hak bermain dan melakukan aktivitas rekreasional.
(yuri / gur)
Rekomendasi
No comments:
Post a Comment