TABLOIDBINTANG.COM - Tiza Mafira, senior analis Inisiatif Kebijakan Iklim ini mencontohkan pencemaran sampah plastik di Sungai Ciliwung, Jakarta.
Walau badan air sungai cukup bersih, area tepi sungai sangatlah mengkhawatirkan. Sebabnya, tumpukan kantong plastik selama bertahun-tahun terbenam di bantaran sungai. Akibatnya, akar pohon melemah dan berisiko erosi. Pohon pun akan tumbang karena tidak kuat menahan beban sampah plastik. Air juga tidak bisa terserap dengan baik hingga memicu banjir.
"Ini pastinya tidak cuma terjadi di Ciliwung. Yang bisa kita lakukan, setidaknya menutup keran sampah plastik baru yang masuk ke sungai. Sambil bersama-sama memikirkan cara membersihkan tepi sungai ini pelan-pelan," beri tahu Tiza.
Untuk mengurangi penggunaan kantong plastik, Tiza mengajak masyarakat memulai dengan selalu membawa kantong belanja guna ulang.
Penggunaan plastik sekali pakai seperti sedotan dan plastik wadah makanan atau kemasan juga harus dikurangi. Bisa juga dengan memilah-milah sampah di rumah. Tujuannya, untuk mengurangi ketergantungan pada kantong plastik sebagai wadah sampah.
Setiap tahunnya, konsumsi kantong plastik di Jakarta mencapai 300 juta lembar. Jika 1 orang memutuskan tidak menggunakan kantong plastik selama 1 tahun, sampah kantong plastik sudah berkurang ratusan. Tiza percaya semua orang bisa melakukan perubahan.
"Sudah saatnya kita berpikir, bagaimana saya bertanggung jawab terhadap sampah saya. Karena volume sampah yang dikeluarkan masyarakat tidak masuk akal, tidak mungkin dikelola bagaimana pun caranya," pungkas Magister Hukum Konsentrasi Hukum Korporasi dan Perubahan Iklim dari Sekolah Hukum Harvard ini.
(yuri / gur)
https://www.tabloidbintang.com/berita/sosok/read/110415/tiza-mafira-berkaca-pada-ciliwung-sampah-plastik-masuk-ke-sungai-harus-dicegah
No comments:
Post a Comment