angan sembarangan menebar simpati hanya agar terlihat baik dan perhatian. (Depositphotos)
TABLOIDBINTANG.COM - Saat mengetahui teman atau kerabat mengalami sakit, seringkali tanpa sadar kita bersikap berlebihan, misal, menangis tersedu-sedu. Hati-hati, sikap yang semula ditujukan untuk menunjukkan simpati, salah-salah justru membuat orang yang sakit tidak nyaman atau mungkin malah merasa down. Ini jelas berisiko memperparah sakit yang diderita. Sama sekali jauh dari kesan memberi dukungan.
Oleh karenanya, kita harus bersikap yang tepat. Jangan sembarangan menebar simpati hanya agar terlihat baik dan perhatian. Karena orang sehat tidak pernah benar-benar tahu rasanya menjadi si sakit, kecuali pernah atau sedang mengalami sakit yang sama.
Berikut ini beberapa contoh perkataan yang tidak boleh diucapkan kepada mereka yang sedang sakit. Mari dibaca baik-baik.
“Aku sungguh menyesal”
Tidak ada orang yang mau dikasihani, orang yang sedang sekarat sekalipun. Dan jangan lakukan ini, walau hanya lewat tatapan mata atau dengan genggaman tangan.
“Kalau ada orang yang bisa mengalahkan penyakit ini, itu kamu”
Tidak perlu diberi semangat pun, mereka pasti ingin menang melawan penyakit. Tapi, pada kenyataannya, mereka hanya bisa pasrah. Jadi ungkapan ini sangat tidak perlu.
“Kamu terlihat oke”
Alih-alih tersenyum gembira, Anda hanya akan mendapatkan senyuman getir di wajah mereka. Berbohong untuk menyenangkan amat tidak diperlukan.
“Kamu terlihat kacau”
Ah, perlukah memperjelas apa yang sudah jelas? Tidak perlu mengungkapkannya jika tidak mau mereka merasakan kesedihan yang semakin menjadi.
“Kasih tahu, ya hasil tesnya”
Lantas jika Anda sudah mengetahui hasilnya, apakah akan langsung memasang wajah sedih? Dan, ya, orang yang selalu ingin tahu tidak dibutuhkan di sini.
“Kamu butuh apapun, katakan saja”
Ungkapan ini sangat terdengar membosankan dan penuh basa-basi. Kalau si sakit tiba-tiba meminta uang satu miliar, apakah akan diberikan?
“Oh, tidak, yang kamu takutkan selama ini terjadi juga”
Misalnya, rambut yang mulai rontok setelah beberapa sesi kemoterapi. Komentar Anda hanya akan menambah kecemasan dan itu tidak menyehatkan.
“Rasanya (misal) kemoterapi seperti apa?”
Anda sungguh ingin tahu atau hanya ingin tahu seberapa menderita dia yang sedang sakit?
“Aku benar-benar ingin ketemu kamu”
Mereka yang sedang sakit sungguh tidak mau mendengar betapa sibuknya Anda sampai-sampai tidak sempat menjenguk. Bila memang tidak bisa, tidak perlulah berbasa-basi.
“Rasanya mau marah mengetahui kamu sakit”
Sungguh, ini sebuah sikap empati yang terdengar berlebihan. Apalagi jika mengatakannya sambil dibarengi air mata yang bercucuran. Lantas, apakah mereka yang sedang sakit harus meminta maaf untuk Anda yang merasa terguncang?
(wida)
Rekomendasi
No comments:
Post a Comment