Memilih sekolah, ibarat memilihkan jodoh anak. (Depositphotos)
TABLOIDBINTANG.COM - Memilih sekolah, ibarat memilihkan jodoh anak. Harus klop di semua aspek karena menyangkut masa depan anak. Dan masa-masa paling menegangkan adalah ketika memilih sekolah pertama, karena kita mungkin masih meraba-raba jenis pendidikan yang tepat untuk anak juga gaya belajar yang mereka sukai. Apalagi saat ini metode pendidikan yang ditawarkan sekolah sangat beragam; ada yang menggunakan metode Montessori, sekolah berbasis agama, sekolah dengan multibahasa, sekolah dengan sistem sentra, sekolah alam, dan banyak lagi.
Kini banyak sekolah yang menawarkan kelas percobaan. Namun, pahami bahwa kelas percobaan adalah tempatnya melihat kesiapan anak bersekolah, bukan tempatnya untuk menilai mutu sekolah dan guru. Sebab, kelas percobaan sudah dirancang sedemikian rupa untuk meyakinkan orang tua bahwa metode pengajaran sekolah menarik, sehingga orang tua tidak pikir panjang untuk segera mendaftarkan anak. Untuk itu, penting agar orang tua mengobservasi sekolah langsung sebelum mendaftarkan anak. Hal apa saja yang perlu ditanyakan dan diamati ketika Anda mengobservasi sekolah?
Ikatan antara guru dan murid
Peg Tyre, mantan reporter pendidikan Majalah Newsweek, menulis buku panduan bagi orang tua untuk memilih sekolah terbaik untuk anak, The Good School: How Smart Parents Get Their Kids the Education They Deserve. Di luar aneka metode dan kurikulum yang ditawarkan sekolah, Tyre menekankan, hubungan antara pengajar dan murid jauh lebih penting. Coba pikirkan, anak-anak balita biasa dikelilingi orang-orang yang menyayangi mereka 24 jam sehari. Sekolah adalah tempat pertama mereka akan menghabiskan waktu bersama orang lain yang benar-benar asing. Perhatikan cara guru berinteraksi dengan murid di dalam dan di luar kelas. Di luar latar pendidikan guru yang juga penting, amatilah bagaimana guru berkomunikasi dan memahami emosi anak. “Saya sering melihat guru sekolah dini yang gemar memerintah dengan suara keras dan kasar kepada anak. Saya pikir itu sangat tidak pantas,” kata Tyre.
Bicaralah dengan kepala sekolah
Jika Anda dipersulit untuk bertemu dan bicara dengan kepala sekolah atau siapa pun yang bertanggung jawab terhadap kelangsungan sekolah, pertimbangkan lagi dan lagi untuk mendaftarkan anak di situ. Anda harus mengetahui dengan pasti siapa yang siap bertanggung jawab jika kelak terbentur masalah di sekolah. Cobalah berbincang setidaknya 30 menit dengan kepala sekolah, untuk mendapatkan gambaran tentang sekolah dan apa yang akan didapatkan anak Anda di sekolah itu. “Tanyakan tentang kurikulum, tujuan pencapaian sekolah terhadap proses belajar anak, dan bagaimana cara mereka mencapainya,” kata Tom Loveless dari Institusi Brookings, organisasi nirlaba pusat penelitian tentang pendidikan berbasis di Washington D.C., AS.
Amati lingkungan sekolah
Karena sekolah adalah rumah kedua bagi anak, tentu saja Anda harus memperhatikan kenyamanan lingkungan sekolah dan sekitarnya. Lihatlah ruang kelas, koridor, taman bermain, lapangan, dan kantin sekolah. Seberapa bersih, apakah layak dan aman untuk anak? Ukuran setiap orang tua tentu berbeda-beda. Inilah pentingnya datang dan menyaksikan sendiri kondisi di lapangan. “Hindari sekolah yang memberi waktu istirahat sangat sedikit. Anak-anak butuh istirahat, setidaknya 25 menit sehari,” kata Tyre.
Gali informasi dari luar
Cobalah berkenalan dengan orang tua yang anaknya masih menjadi siswa atau telah menjadi alumni sekolah. Tanyakan pengalaman mereka menyekolahkan anak di sana. Cermati pula lulusan sekolah itu. Apa yang perlu diperhatikan dari lulusan TK? Tidak melulu soal kemampuan baca tulis dan berhitung, perhatikan kemandirian anak, keberanian anak, sikap anak terhadap orang lain, juga interaksi mereka dengan teman sebaya.
Libatkan anak
Apalah artinya sekolah unggulan, fasilitas lengkap, berstandar internasional, jika anak tidak sreg bersekolah di sana. Libatkan anak dalam diskusi menentukan sekolahnya. Bagaimana pun, mereka yang akan menjalani hari-hari di sekolah.
(riz)
Rekomendasi
No comments:
Post a Comment