TABLOIDBINTANG.COM - Gerakan mengumpulkan sampah sempat Wilda Yanti tawarkan kepada lingkungan RT tempat tinggalnya. Sayang ditolak.
Ia lalu mencari lingkungan padat penduduk dengan permasalahan sampah.
“Saya tawarkan eksperimen saya. Mereka tertarik, lalu saya bentuk kelompok usaha pengolah sampah. Saya kemudian mencoba mengembangkan metode bank sampah yang kali pertama muncul di Yogyakarta. Jadi, sampah kering ditabung dan sampah organik diolah. Bank sampah itu upaya untuk mengoptimalkan nilai sampah. Sederhananya, setor sampah, dapat uang,” kata Wilda.
Kepada kelompok yang dibinanya, ia menekankan untuk tidak memaksa masyarakat.
“Misalnya dalam 1 RT ada 60 warga dan yang mau cuma 5 atau 10, fokus saja ke 5 atau 10 orang itu. Perbuatan baik pasti menular,” beber istri Tb. Moh. Ferry Gunawan ini.
Sampah organik yang terkumpul lalu diolah jadi pupuk.
“Kami tanam bibit tanaman di lingkungan itu. Dua tiga bulan gang penuh, jadi gang hijau,” cerita Wilda.
Tanaman yang dihasilkan warga dibeli Wilda lalu dijual kepada tukang tanaman.
“Dari 1 RT, berlanjut hingga 8 RT. Mereka menduplikasi metode saya,” kata pemilik PT Xaviera Global Synergy.
Keberhasilan di tingkat perumahan diterapkannya ke kawasan komersial.
“Saya mengedukasi kawasan komersial seperti hotel, mal, dll. Syukurlah ada yang mau. Dari situlah saya yakin, pengolahan sampah bisa dilakukan di luar TPA (tempat pembuangan akhir). Jangan sampai sampah terlalu banyak mencapai TPA,” kata Wilda yang juga membina ribuan petani organik di beberapa daerah.
(ind / gur)
https://www.tabloidbintang.com/berita/sosok/read/112623/misi-wilda-yanti-mengajak-warga-mengelola-sampah-agar-bernilai-sempat-ditolak
No comments:
Post a Comment